Tentang Perjalanan Hidup
- Detail
- Ditulis oleh Joko Isnanto
Mohon koreksinya, sebagai kata perkenalan pembuka...
Kata *refleksi* Pembuka
Sebelumnya maaf, terasa teramat berat untuk menggoreskan pena... untuk merefleksi diri berbagi cerita dalam meniti, merajut, berbagai perjalanan hidup kehidupan ini..., namun walau begitu ada yg mendorong tuk mewujudkannya, tuk mempenakan, menulis kannya...,
Tentu ini hanya sebatas berbagi... semoga bermanfaat, dpt saling koreksi mengkoreksi bersama-sama merefleksi, bertafakkur diri...
Mentafakkuri realita ini semua...
Sebelum melangkah lebih jauh... sekali lagi... ini bukan tulisan yg sistimatis tertata... hanya sebagai ungkapan-ungkapan letupan-letupan hati, fikiran, yg muncul bertafakkur, bertanya-tanya..., terkadang tak tertata, tak mengikuti kaedah-kaedah keumuman yg ada, baik ke konsisteman istilah, label, kata-kata... bahkan mungkin campur aduk dgn bahasa daerah Jawa Madura dan lain lainnya. Mf ....
Sekali lagi maaf... ungkapan ini lebih beraromakan subyektifitas diri belaka..., jika nantinya ada yg kurang berkenan, mohon kiranya koreksinya... kami menyadari... memang kami tak tahu apa-2, maafkan diri yg naif dhoif ini.
Tertanda saya yg bertafakkur merefleksi berbagi cerita ...
*Kegundahan diri*
cap kali muncul pertanyaan..., apa semuanya ini seperti ini ?!, apa hidup ini memang seperti ini ?! Apa tak ada kemungkinan yg lain, alternatif yg lain ?!
Terasa... sudah serta merta tersepakati bahwa hidup ini memang seperti ini, oleh karenanya ... dgn serta merta harus dilanjutkan, di pertahankan, terus dibangun, di percantik, dipermegah, di sempurnakan dsb dsb.
Walau begitu... diri ini terasa masih belum terpuaskan, masih berkecamuk berbagai kegundahan bertanya tanya...
Terakhirnya... pada tahun 1994, tertaut dgn model kehidupan, yg teramat menyentuh, menggugah hati nurani sanubari, kehidupan yg bagiku teramat masyaAllah... walau hidup tak seperti pada umumnya, seadanya..., namun terasa damai, tentram tiada tara... hati, kesadara mendesis..., ini baru alternatif kehidupan... dan kami ihtiar mentaut kan diri didalamnya, tetap ada didalamnya. *insyaAllah*
*Laku Perjalanan*
*D A H U L U*
+ Dahulu Ku Lang-lang buana kemana-mana
- Telusuri yang mungkin dapat telusuri
+ Alam geografis - alam ide, pengertian
- Padanya, Ku gantungkan berbagai harapan kesuksesan
+ Namun ….
- Perjalanan tak serta merta berimpit harapan
+ Entah apa yang menentukan
- Ada yg bilang nasib, guritan garis tangan
+ Mungkin ada benarnya...
- Mungkin juga faktor keberuntungan
+ Disuatu dictum, ku terzona pada keadaan berbeda
- Ku terbawa turut masuk didalamnya
+ Ternyata ….
- Bagiku alhamdulillah, ku mensyukurinya
+ Tak mengira, ku ter antuk yang kupandang istimewa
- Kehidupan bagai di surga, nikmat terasa, yeees
*TERPUKAU*
+ MasyaAllah… terasa tarhentak tak jub terpukau
- Tak tersangka, ada hidup memukau
+ Hidup yang sama sekali beda, tak sama
- Hidup apa adanya, namun terasa yeees di hati, di dada
+ Ku tertaut di dalamnya
- Tak berdaya jauh darinya apalagi meninggalkannya
+ Inilah hidup yang hidup
- Hidup yang mesti ku rungkebbi, ku bawa
*Bismilah*
*T E R H E N T I*
+ Kini, tak lagi ku pergi kemana-mana
- Ku cukupkan diam, terhenti di dekatnya
+ Entah sampai kapan, hu allah hua'lam
- Maunya diri, semoga tetap bersama dikumpulkan, terkumpulkan
*Bismillah*
*B E R B A G I*
- Bagiku hidup itu bismillah aja
Tercukupkan dengan kesaksian
*Ashadualla ilaa ha illallah Wa ashaduanna Muhammadar rosulullah*
Apa dan apa, bagaimana dan bagaimana ini semua..., entah *ku tak tahu*
Tercukup menyadari *lahaula walaa kuwata illa billah*
Dengan konegsi kesadaran
- Subhanallah wa bihamdzihii subhanallah hal adzim
- Subhanallah wal hamdulillah wala ilaa ha illallahhuAllah huakbar
- Cukuplah asmaul husna sebagai pondasi
- Cukuplah sifat wajib *NYA* / Sifat 20 sebagai lentera diri, lentera hati
- Cukuplah ayat kursi, ihtiar tetap di rungkebi, diyaqini, begitu juga al iklas dirajut, dibundeli
- Ada informasi haq, penyejuk hati, *fabiayyiaala irobbikuma tukaddziban*
- Coba pandangi, terus pandangi …adakah sesuatu yang troble, mengganjal di hati… ?!, tentu pandanganmu kan terhenti dalam kelelahan, tak kan temukan ketrobelan ...
- Malikal Mulki dzal jalali wal ikrom... yaa Alim, yaa Nur', yaa Quddus, yaa Haq
Semua sempurna, semua bercahaya, semua tak temukan keerorran - ke alpaan
Laa mashuddha illAllah, laa Maujuddha illAllah... Al Awal, Al Akhir, Al Baqi
*alhamdulillah*
*TAK BERJUDUL*
+ Dahulu... ku coba berbagi makna, narasi realita
- hidup itu... begini dan begitu
+ Perjalanan hidup, tujuan hidup dan segala macamnya ku uri uri, ku tafakkuri
- Terasa itu semua hanyalah imaginasi, kontemplasi, ngoyo woro, bos ndobos, koya è belaka
+ Ku terantuk, terbawa dalam zona ayat kursi... DIA... *terus menerus mengurus mahkluk NYA*
- Ternyata... kadar ku hanya pura-pura bicara, beraksi - berkata kata, membaca belaka
+ Sungguh, hanya DIA yang maha wujud nyata, hanya DIA yang ada
- DIA ahad, DIA Esa tidak beranak, tiadak diperanakkan, tiada yang menyamai NYA
+ *Subhanallah waa bihamdzihi subhanallahal adzim*
- *Suhanallah wal hamdulillaa walailaa haillallah huallaa huakbar*
+ Cukuplah Engkau adalah *ROBB*
- Tiada *ROBB* kecuali Engkau
+ Engkau *ROBB*, Awal - Akhir
- Tiada sekutu bagi *MU*
+ DIA itu ada
- Ti tik saja semua sumonggo, silahkan saja...
*Larutkan dalam samudra keridhoan, keihklasan*
Biidnillah... Bismillah
*Biidnillah waa Ridhollah bi syafaat Nabi Muhammad biasmaikal khusnah laallana Habiballah*
*Nuril mubin*
Bagiku ihtiar memahami... Nuril mubin..., Nur' yang mubin... Nur' yang senantiasa eksis, senantiasa ada, senantiasa menyelimuti semuanya, Nur' yg mentajjalli, yg tidak datang, tak pergi..
Semua ini bercahaya, semua ini tajjali Nur' ilahi... ia meruh hi, ia jantung - nyawa yg baqi', yang baqo', yg kekal sebagaimana kekal *Nya*
Semua ini sempurna , semua tiada ke erroran, ketrobelan...
Mungkin diri inilah yg trobel, terselimuti aneka su'udhon..., yg terhijab berbagai hawa, hingga mungkin terlihat tak sempurna... hingga dirasa perlu dirubah, perlu penyesuaian, perlu perbaikan...
Tataplah Al Alim, tataplah Al Quddus, tataplah Al Haq
Semoga dirahmati, terahmati...
*Fabiayyiala irobbiqumaa tukaddziban...*
Subhanallah wal hamdulillaa waa laaila haaillaa huallahua'bar
+ Kesaksian, kesadaranku sebenarnya sederhana
- Tercukupkan dengan adanya *DIA*
+ *DIA* ada
- Semua ti tik, hanya *DIA*
+ Semua terlepas, semua tiada
- Tiada intrerpretasi, tiada rasa, tiada kata kata
+ Juga tiada harapan, tiada cita cita, tiada apa-apa
- Hanya *DIA*, cukup *DIA* Nuril Mubin, An Nur
*Terus Gimana ?!*
- Karena kita terkonegsi dgn kesadaran agama ... kata agama
❤️ Tak diciptakan kecuali untuk *ibadah*
❤️ Wahai yang berselimut...,
- bangunlah *Agungkanlah* Robb mu
- perbuatan dosa *tinggalkanlah*
- jangan memberi dengan maksud *memperoleh yang lebih banyak*
- untuk Robb mu... *bersabarlah*
❤️ yang membencimu... dialah yang *Terputus*
- Laa ilaa haa illAllah, laa *ma'buddha* illAllah
- Laa illaa haa ilAllah,laa *Ma'suddha* illAllah
- Laa illa haa illAllah, laa *Mashuddha* illAllah
- Laa illa haa illAllah, laa *Maujuddha* illAllah
- Bismillah...
- Laa khaulaa Walaa Quwwata illaa Billah
❤ Mungkin jadi Penutup
*Sudah ti tik...*
*DIA* Robb yang Maha Menulis, maha Melukis, Maha Berbicara... maha sempurna, maha dimaha segalanya.
Setuju tak setuju, terima tak terima... tetaplah *kun* adanya.
Kita semua hanya dikonvermasi ulang, di tak yènkan ulang
Bukankah *AKU* Robb mu...
*AKU* Robbul Alami, Robbul Arsyil Adhim.
Semua ini hanyalah saksi, reflesi keniscayaan adanya *DIA* Yang Maha Ujud, Maha ada, Maha Terlihat, Maha Menulis, Maha Melukis, Maha Berbicara dsb dsb.
*Bukannya cara membesarkan, mengagungkan NYA itu ...* meridhokan seluas luasnya, los, plong plong agar yang maha menulis... menulis, yang maha berbicara... berbicara... dsb dsb... tanpa digol goli, tanpa halangan rintangan...
Apapun warna tulisannya, apapun bunyi suaranya...
Yang jelas... *DIA* telah meng informasikan diri *NYA* Al Alim, An Nur', Al Quddus dll... paling tidak *DIA* telah terbuka dalam Asma'ul Khusnah, dalam sifat wajib NYA, dalam kitab Suci, yang diinformasilan, dibawa oleh para utusannya... Nabi Rasul Nya
*Shodaqolla hul adzim*
*J I W A*
+ Wahai jiwa yang rapuh, yg mudah terpola
- Yang labil, naik turun
+ Yang mudah terwarnai, terbawa aneka rasa
- Aneka Kebutuhan peristiwa
+ Wahai Jiwa... tataplah cakrawala nan terhampar luas
- Tataplah aneka realita peristiwa
+ Peristiwa manakah yg membuat duka ?!
- Yang terasa menyesakkan menghimpit dada ?!
+ Semoga hati terlapangkan
- ter lepaskan dari berbagai beban yg menindihnya
+ wahai rembulan kesejukan
- Cahayamu menawan menakjubkan
+ menerangi, melapangkan jalan
- Semoga terizqikan, terlapangkan semua beban
Aamiin yra ❤️
+ Wahai jiwa... yang tandus
- Bangun ... baca semua fakta, realia
+ Baca dengan kerangka sudut pandang
- Sudut pandang Robb yg menciptakan
+ Baca dengan Al Alim, dengan An Nur', Al Quddus
- Baca dengan Ar Rohman - Ar Rohim
+ baca dgn Al Karim, Al Haq
- Baca dengan Asmaul Khusna, dgn Sifat Wajib NYA
+ Wahai Jiwa... adakah yg masih menyesakkan Dada ?!
- Adakah yang masih gelap tak bercahaya ?!
+ DIA lah Malikal Mulki Dzaljalali wal Ikrom
- Yang tak henti-2 mengatur, mengurus, mengendalikan semuanya
+ DIA lah yg senantiasa terjaga
- Yang senantiasa hidup kekal abadi selamanya
+ Semoga tersaksikan terang benderang, tak terbimbangkan
- Tertetapkan haqqul yaqin, yg menyelamatkan
Aamiin yra❤️
+ Wahai jiwa... pandangi tata surya ?!
- Pandangi genetika, ekologi semua nya ?!
+ Pandangi pula.. pergantian siang malam ?!
- Rotasi pergantian iklim cuaca
+ Belumkah cukup buktikah tuk membuka melembukkan hati ?!
- Tuk Bersaksi, DIA ada
+ LAA ILAA HAA ILLALLAH
- LA MASHUDZA, LAA MAUJUDDZA ILLALLAH
+ Wahai Jiwa... Bukankah DIA Ahad
- DIA Akbar lagi maha Agung
❤️ SUBHANALLAH WABIHAMDZIHII SUBHANALLAA HAL ADZIM
❤️ SUBHANALLAH WAL HAMDULILLAA WALAILAA HAILLALLAH HUALLAH HUAKBAR
+ kesaksian menghantarkan kepasrahan
- kepasrahan pondasi kesadaran
+ kepasrahan, ruh kesaksian pembenaran
- kepasrahan wujud pengagungan, wujud pembesaran
+ Allaa hal Adzim, Allahu Akbar
- La ilaa haa illAllah hu Allaa hu Akbar
+ Tiada lagi yg terlihat tersaksikan
- Hanya Dia Yang terlihat tersaksikan
+ Tiada lagi yang ada, yang Wujud
- Hanya DIA Yang Maha Ada, Yang Maha Wujud
+ Laa Mashudhaa illAllah
- Laa Maujuddhaa illAllah
+ Seyum ihklas ridho jadi keniscayaan
- Akan syahadat kesaksian
+ Kepasrahan tak terelakkan
- Jadi pondasi kesaksia
+ Diam tiada lagi kata
- larut dalam ketak jubban
+ Subhanallah hal Adzim
- Allahu Akbar
+ Tak lagi minta perubahan
- Tak lagi mengajukan aneka proposal permohonan
+ Ihklas Ridho menerima semua pemberian
- Dari Al Alim, An Nur', dari Robbul arsyil Adhim
+ Bukan DIA yg di rubah, di arah-2kan
- Diri yg di rapatkan, di himpitkan, disesuaikan
+ Kesaksian adalah do'a
- Semua Ajib adanya
+❤️ *SUBHANALLAH WAA BIHAMDZIHII SUBHANALLAH HAL ADZIM*
-❤️ *SUBHANALLAH WALHAMDULILLAH WALAA ILAA HAA ILLALLAAH HUALLAHUAKBAR*
*L E G O W O*
+ Ku Tatap Cakrawala nan Luas Di atas Sana
+ Ku dapatkan Aneka Benda Bertaburan
- Bintang, Bulan, Matahari, aneka Galaksi lainnya
- Yang dapat Ku Pandang
+ Kupandangi Alam Luas tanpa Batas
+ Ku dapatkan aneka Flora, fauna dan mahkluk lainnya
- Ku Pandangi ber kali kali
- Kudapatkan Manusia dgn aneka Laku Budaya nya.
+ Namun jangan tanyakan kepadaku
+ Mana yang Lebih baik, lebih haq diantaranya
- Aku tak dpt mejawab, menilai, menginterprestasikannya
- Ibarat Sumbu Koordinat X Y Z
+ Ibarat Atas Bawa Kiri dan Kanan
+ Hanyalah Label, Lambang, perjanjian
- Tuk memudahkan Komunikasi antar insyan
- Yang dapat berubah setiap saat keadaan
+ Dengan peluang yg tak beda, nan sama
+ Nilai ... milik pribadi tuk diyaqikini
- Bukan tuk menghujat, menilai, Menghakimi
- Yang Bijak, Teramat *Legowo* memahami
+ Semua berjalan Apa Adanya
+ Berjalan Alami
*TOPENG - FATAMORGANA*
+ Pandangi aneka karya kita manusia
- Yang ter ukir, terpampang dalam realita
+ Pembangunan keragaman variasinya
- Bangun Maslahah didengung-2kan, dislogankannya
+ Kemudahan, Kenyamanan, Kemakmuran jadi pemikatnya
- Maksud yg indah Mempesona, bagai permata menggiyurkannya
+ Didambakan, dikejar-2 harus tercapai Wujud adanya
- Terhentak kita dibuatnya, dabaannya hampa, zonk adanya.
+ Tak kunjung tiba, tak kunjung ujud ada
- Bagaikan Bianglala Fatamorgana
+ Maksud yg indah jadi topeng penutupnya
- Menutupi wujud aslinya
+ Fatamorgana fatamorgana, fatamorgana di mana-2
- Fatamorgana fatamorgana, terlihat ada tapi tiada.
*D A Y A*
+ Penuh tekat bulat kita merajut, bangun maslahah segala arah
- Alam Budaya, alam Sosial, semua alam dibangunnya
+ Kita menganggap kita berbuat, begitulah yg kita lihat
- Kita mengangap kita berdaya, aneka daya diakuinya
+ Manusia cepat menyangka, yang benar saja yang benar saja
- Bukankah kita juga tercipta, diri kitapun diadakannya
+ Dari Tiada menjadi ada, aneka batas melingkupinya
- Manusia tak kuasa, aneka daya bukan miliknya
+ Terhentak kita dibuatnya, yang terjadi, terjadi adanya
- Itulah bukti di luar kita, tentu ada yang mengadakannya
+ Dia kuasa mengendalikannya, semua daya dalam genggamannya
- Dia kuasa, maha kuasa, Dia penggenggam maha pencipta
+ Dia tunggal tak da duanya, Dia maha dimaha adanya
- Allahu ahad Allahu ahad, Allahu Akbar Allahu Akbar
Mentafakkuri *Membaca*
♤ terasa tak sedikit yg merasa telah bisa membaca
♧ membaca
♤ bagaimana membaca itu ?!
♧ Membaca abjad tulisankah ?!
♤ apa ada membaca yang lain ?!
♧ membaca dgn sudut pandang ?!
♤ membaca dengan hati ?!
♧ membaca dengan apa ?!
♤ apa itu membaca ?!
♧ membaca dengan nama NYA ?!
♤ membaca dengan khakekat ?!
♧ membaca dgn ma'rifat ?!
♤ *sudah bisa membacakah ?!*
♧ membaca yang mana yang dimaksud ?!
♤ yaaa... membacaaa ????
♧ Agama mengisyaratkan *bacalah dengan nama Robb yang menciptakan*
♤ Tak sembarangan membaca
Mentafakkuri *Label , Kata, bahasa*
terasa menggelitik
○ kapan munculnya label, kata, bahasa
- mungkinkah sebenar nya hanya begini apa adanya
○ label, kata, bahasa terasa memberi warna
- labek, kata menggiring, mengarahkan manusia
○ Yang biasa-2 aja, jadi tergiring, terpola tak biasa
- bagaimana jika *tanpa bahasa*
○ apa hidup akan seperti ini adanya ?!
- hidup tanpa provokasi, tanpa penjajahan, tanpa warna ?!
○ *hidup... hidup aja*
*Kehidupan*
○ apa itu kehidupan ?!
- inikah kehidupan itu ?!
○ kata siapa ini kehidupan ?!
- mungkinkah ini justru pintu kehancuran
○ oooh kehidupan
- bacalah dengan nama *Robb* yang menciptakan
*Maafkan daku*
○ ku coba... ku coba... trus ku coba
- ku coba tuk menulis berbagi cerita
○ senantiasa ku terhenti tak berdaya
- ku tak tahu apa apa.
○ semua terasa hanyalah sebatas asumsi belaka
- kalau tidak ... ia hanyalah sebatas foto copy, serapan belaka
○ serapan literatur membaca
- hanya katanya
○ sedang aku tetap tak tahu apa apa
- Belum tahu apa apa
○ ku bawa diriku masuk ke wilayah kontemplasi, asumsi
- ku paksa terus ku paksa
○ ku istiqomah, ku dawamkan
- pada keyaqinan *DIA* ada
○ adanya *DIA*
- ku lepaskan, ku terlepas diriku pada kehendak *NYA*
○ Apapun adanya
- Apapun ceritanya
○ maaf... ku tak tahu apa apa
- ku tak dapat bercerita, tak dapat berbagi apa apa
○ ini semua hanya sebatas ijtihad diri
- yang ku ihtiari ku bangun, ku ugemi, ku bundeli, ku rungkebi
○ maaf ... maaf... maaf
- *ku tak tahu apa apa*
*H I D U U U P*
Kok buk mesibuk...
Jan janè sing diurusi... opo thoo yooo...
Yaaa *ALLAAAH*... Masyak Dunia, hidup kehidupan diurusi...
Pentiiing banget pooo ?!,
Janè iku kabeh ... memangè gooo opo ?!
Opo... marai ngopo ?!
Kok koyo kejiret, di per budak kehidupan...
Munduk-2, dhadi kesèt
Kok koyo koyonè Rerebutan harta kepemilikan, status kedudukan pekerjaan,
Rerebuta bener dll
Pooo ... pancen urip ki ngono kui pooo ?!
Sibuk ngurusin duwit pendapatan penghasilan, ngurusi usaha perusahaan, sibuk ngurusi organisasi kemasyarakatan, ngurusi negoro, sibuk jelas-2 in ngurusi ilmu pemahaman pengertian benar salah.
Sibuk ngurusi kehidupan.
Urip ki... memang begitu tah ?!
Atau *Gimana ?!*
Ono maneh urip ngurusi unggah ungguh kepantasan keumuman, kewajaran. Ngurusi nilai, moral
Ada lagi yg ngurusi Dewa... ngurusi transendental keTuhanan, ngurusi keselamatan kebahagiaan dsb dsb.
Uriiip urip... podho membedah memaknai hidup.
Hidup hiduuup ...
*A N T I K M E N*
*SETOR* tafakkur
Bisa Enggak di katagorikan *PENGECUT*
[12/4 15:02]
Ada yg sudah berlepas untuk tidak terkonegsi, tak bersinggungan, tak membahas hal-2 yg terkait dgn elemen-2 kehidupan... semisal... berkarya, membangun, atau apapun semua yg beraroma kehidupan. Bahkan yg beraroma apapun termasuk aroma akherat/meta kehidupan, meta semuanya...
*semua itu hanyalah ILUSI*...,
Pikiran, penglihatan, pemahaman itu sarang ilusi..., produknya teramat *ilusif*, teramat mustahil yg ilusi menghasilkan yg nyata, yg riil nyata.
[12/4 15:42]
Kalau diterima bhw kita ini mahluk, mahluk... itu tak sempurna, mahluk itu dzoif, naif, terbatas..., Maka apapun yg kluar dari nya, baik pemahaman, narasi, ilmu atau apapun teramat muskil, *mustahil mencapai* apa yg disebut kebenaran..., semua hanya sebatas mraba-2, *mencoba* memahami..., itu tentu teramat ilusi, teramat imagener, kontemplasif walau ia menghadirkan, mendasarkan, mengikatkan pd yg teransendent, toh itu tak luput dari sebatas pemahamannya...
Yg betul-2 transendent... mustahil terfahami oleh yg Fana, mustahil terjangkau mahluk yg doif, naif. *Keyakinannya pun tramat rapuh, teramat ilusif*
[12/4 16:01]
Semua teramat rawan spekulatif.
Temasuk keyakinanpun begitu.
Bukannya... keyakinan itu bagaimana, seperti apa ?!..., untuk mengerti hal itu, bukannya itu berspekulasi tuk masuk, tuk memahami, menerka-2, menyimpulkan ?!
Bisakah mengetahui yg sesungguhnya ?!, yg tak terwarnai pemahaman ?!
[12/4 17:10]
Kalau boleh, memilih..., sama-2 ilusi, sama-2 kontemplasi, sama-2 imajiner..., apa gak lebih afdol... mengambil ijtihad bahwa *DIA TUHAN* itu ada,
Dan berteguh hati didalamnya, membangun, menyuburkan, menegakkan dalam rajutan hidupnya.
Udahlah berhenti... bermuara pada *DIA* ada..., biar *DIA* saja yg tegak..., gak usah bersaing ikut-2 membangun, berkarya.
[12/4 17:28]
Namun tampaknya..., kita ini pengecut, penakut..., tak sungguh-2, tak kaffah... dalam beriman... dalam mengimani *NYA*
Takut akan kehidupan, takut pula akan paska kehidupan..., takut akan semua realita yg dilihat, yg dipersepsikannya, yg difahaminya,
*yg kita imani... tak lebih hanyalah persepsi, hanyalah kefahaman, hanyalah ilmu semata.*
Kita tak betul-2 yaqin akan ada nya *DIA*
*Mungkinkah ini terkatagori PENGECUT* ?!
*MUNGKINKAH BEGINI ?!*
Cara mengejauwantah ber *TUHAN*
[14/4 03:52]
Yaaa *ALLAAAH*... dihadapan *MU*... hamba tak bisa, tak mampu, mati ketenggengen, tak dpt berkata-2 apa-2.
Hamba tak berani, hamba tak mampu menafsir, menginterpletasi, memahami apapun.
Hamba hanya mencoba belajar berihtiar semuanya berjalan tanpa pemaknahan, tanpa memahaman, tanpa kesefahaman... tanpa mengharap-2, tanpa harapan apapu jua.
Yg tetap hamba bundeli... *ENGKAU adalah TUHAN...*
[14/4 03:59]
Aku tak bisa berkata baik - buruk, benar - salah, gelap - terang, senang - susah, bahagia - sedih, selamat - tak selamat dsb dsb
Aku *tak bisa berkata apa-2*
Yg dapat ku katakan *ENGKAU ada*
*ENGKAU TUHAN*
[14/4 04:09]
Jika kesadaran akan adanya *DIA*, hadir mentajali..., muncul, terkonegsi.
Semua kecil, tertutup, tiada terlihat, tak lagi bisa disebut, tak lagi bisa dilabelkan.
*LAA MAUJUDA ILLALLAAAH / yg wujud, hanya DIA ALLAAAH,*
*LAA MASHUDA ILLALLAAH / yang tampak, yang terlihat, yang tersebut hanya DIA ALLAAAH*
[14/4 04:25]
Dihadapan *NYA*
Ku tak bisa mengharap apa-2, tak bisa berkata apa-2..., bahkan berslitan-2 hati pun, ku ihtiari tuk tak muncul, tetap terjaga.
*ENGKAU TUHAN*, aku berada dihadapan *NYA*, di orbit *NYA*, diwilayah *NYA*, di kekuasaan, di kerajaan, aku dlm genggaman kendali NYA.
*ALLAHULAAILAA HAILLAHUWAL HAYYULQOYYUM / Ayat kursi*
DIA Esa, DIA Ahad. tiada TUHAN selain *DIA* / Al Ihklas
*Rasa SEDIH menyerang*
[15/4 06:58]
Tiba-2 muncul rasa sedih, rasa malu...
Malu diri mengaku beragama, mengaku beriman, mengaku *ber TUHAN*
Kok seperti ini yaaa... diriku mengaku, mengklem beragama, ber iman, ber *TUHAN*
Terasa gak pantas BLAS, sungguh teramat tak pantas.
Yaaa *ROBB*... hamba teramat sedih yaaa *ROBB*
Sungguh hamba teramat merugi jika tidak *ENGKAU* Rahmati
[15/4 07:07]
Dipikir-2... terasa hidupku hanya sebatas kehidupan, sebatas pemenuhan kebutuhan, sebatas kepuasan kesenangan.
Memenui mengatasi keresahan, menghindari ketakutan kesakitan, menghindari ketidak nyamanan.
Hidupku terasa hanya sebatas budak, antek fikiran, antek budak pemahaman. Budak antik dunia, kehidupan...
Yaaa *ROBB*... hamba teramat miris dgn diri hamba ini.
*GUNG LIWANG LIWUNG*
[19/4 03:50]
Afala tak kilun... *berfikir*
Berfikir itu bagaimana ?!, apa kini ada yg sudah sampai pada tataran berfikit ?!
Afala tatafak karun... *tafakkur*
Tafakkur itu bagaimana ?!
Apakah ada yg sudah sampai pada tataran itu ?! *bertafakkur ?!*
Tolabul ilma faridhotun... *ilmu* itu yg mana ?!, adakah yg sdh capai tataran ilmu.
*rasa-2 nya kok belum kelihatan*
[19/4 03:57]
*Berfikir*
*Bertafakkur*
*Ilmu*
Terasa mak yuuus,
namun kok terlihat hanyalah barang mewah yg tetap tersimpan rapi di lemari kaca, itu semua barang sakrar, jimat yg dunia kehidupan ini kan terdamaikan dgn kemunculannya.
[19/4 05:21]
Kini terpenjara oleh mahluk yg *menyerupai Ilmu, menyerupai tafakkur, menyerupai berfikir*
Manusia baru jadi jongos kehidupan, budak - keset kebutuhan...
Ia terkungkung, yg tampaknya terasa mustahil dapat keluar dari cengkraman.
Kalau manusia benar-2 dpt mengejauwantahkan dirinya... *dunia - kehidupan ini, akan damai, tentram, asri... masyaAllah...*... esensi manusia sesungguhnya... RUH nya *ditisan TUHAN/kholifatullah fil ardhi*... maka dgn adanya dia manusia yg manusia... Kan *Damai, sejuklah semuanya*
[19/4 05:29]
Manusia kini sedang kerasukan, tertutup tak tahu lagi siapa sejatinya... *jati dirinya*
Ia kerasukan mahkluk halus penguasa bumi kehidupan, ia *jatil*, terbawa irama kidungan, gendrang tabuhan... tabuhan fikiran, tabuhan ilmu, tabuhan tehnologi, tabuhan pembangunan, berbagai tabugan-2 yg lain...
*ndadi, jatil*
[19/4 05:38]
Coba pandangi...
Bagaimana manusia saling berebut, saling memangsa, saling berbenturan
Tanah di mangsa, isi perut bumi di mangsa, udara, sesama... yaaa semuanya, bahkan kitab suci, *TUHAN* pun di peralat diarah-2kan dimangsanya...
MasyaAllah manusia itu...
*semua dikuasai, diganyang, dipaksanya*
[19/4 05:42]
Ia beragama maunya apa ?!
Bukannya ia, bermanis-2 muka, memangsa *TUHAN*
Bagaimana supaya *DIA* mengabulkan, memvasilitasi semua keinginan-2, kebutuhan dirinya
[19/4 06:04]
Ayooo manusia... bersuaralah...
Bernarkah kalian telah menjadi *kholifatullah* ?!
Atau hanya sebatas *monster* belaka ?!, terjang sana, terjang sini, hantam sana, hantam sini, pindah sana pindah sini... semua diinjak-2, dirauh, disikatnya...
[19/4 06:26]
Manusia semakin bergerak... terasa semakin membuat umpan perangkap yg menggiurkan, yg memabukkan..., menjerat, terjerat, mengklingkung, mematuk mematikan.
Semakin kencang keraslah jatilnya, semaking memabukan, semakin gebras gebrus, semakin tergila-2 keranjingan...
*alhaa qumuttakatsur hattazurtumul maqobir*
[19/4 06:34]
Harpir tak ada yg tak terkesimak dgn uang - pendapatan, harpir tak ada yg tak terpesona dgn kemajuan - pembangunan - tehnologi, kenyamanan - kemudahan - kenikmatan dan semuanya... ia menjanjikan sensasi yg teramat memikau, menggiurkan...
Benarkah kita ini manusia... atau hanya sekedar jongos, budak dari semuanya itu?!, yg *terbawa jatil* kesana kemari mengikuti ritme gendrang gamelan pukulan prodak-2nya ?!
[19/4 06:55]
Wahai insyan *Kholifatullah*..., Jangan *minum* yg memabukkan, jgn memakan *riba*, jgn dekati *zina*, jgn dha'siyo, jgn membunuh, jgn mengurangi *timbangan* berlaku adillah, jgn berjalan dimuka bumi membusungkan dada, jgn membuat kerusakan, jgn sombong, jgn congkak, jgn menghasud, jgn iri dengki, jgn tebar fitnah... dll semacamnya.
Saling berkasih sayanglah, saling berempatilah, saling meramatilah/rohmatan lil alamin.
*ingat kalian insyan yg teramat mulia, titisan ruh sang pencipta, namun kalian dpt terpelanting jatuh ke dasar ternista, tramat nista*
[19/4 08:22]
Over dosis meneguk arak kehidupan, minuman pujian, minuman kebanggaan kenyamanan, wanita pujaan menggiurkan, menik mati riba mesin ATM kenyamanan jabatan status sosial, status kehidupan, pangkat kesuksesan, pujian kemulyaan dsb dsb.
Hingga rela jadi *jongos, budak, pelayan*
[19/4 09:06]
Over dosis juga bisa terjadi kebalikannya ... over dosis meneguk minuman ke khawatiran, minuman ketakutan dan semacamnya hingga mabuk tak sadarkan siapa jati dirinya, siapa pemilik, pengatur, penguasa jagat alam semesta...
Gak sadar adanya *DIA*, adanya Robbul Alamin, Robbul Arsyil Adhim.
[19/4 11:11]
Kini mungkin tibalah saatnya kalau boleh merefleksi...
Apa itu berbuat ?!, apa itu berkarya, apa itu membangun...
Kita sedang menjual, meneguk yg memabukkan atau kita sedang apa ?!
Sedang mabuk harapan ?!, sdg mabuk cita-2, mabuk kontenplasi, mabuk ilusi atau sedang apa ?!
Bisakah kita berfikir, bisakah kita bertafakkur ?!
Apa yg difikirkan, yg ditafakkuri ?!
Punya ilmu perangkatkah kita untuk itu semua.
*KALAU BOLEH*
[19/4 15:10]
Kalau seandainya boleh ngomong, boleh mengharap..., untuk realita yg berkembang ini, seyogyanya, afdolnya (mf)... Memperkecil, mengurangi, memagari zona kajian-2, tahanlah ngomong, syukur-2 kalau mungkin diam...
Biarkan yg mau ibadah, beribadah sesuai kadar pemahaman, keyakinannya masing-2, gak usah dinilai-2, gak usah disalah-2kan, gak usah diklarifikasi di benar-2kan...
*ingatlah DIA dlm segala keadaan, baik dlm keadaan berdiri, duduk, berbaring dll; Carilah jalan, carilah metode, carilah setrategi untuk dpt mengingat, bertemu, tuk menghadap NYA. Laqum dzinukum waliyadzin*
[19/4 15:18]
Jaga ketertiban, jaga kenyamanan, jaga keamanan...
Untuk tak saling mengganggu, tak saling menyalah-2kan, tak saling menilai, tak saling memaksakan, tak saling menekan, tak saling mewarnai.
*Nilai itu milik pribadi untuk diyaqini... bukan untuk menghujat, mengadili, menghakimi.*
Biar semua berjalan apa adanya alami.
*T E R D A M P A R*
Yaaa *ROBB*, ku tak tahu kok bisa aku terdampar di *bumi* pdhl jagat raya MU ada yg lain... tak tahu pula kok terdampar di indonesia pdhl ada yg lain, tak tahu pula kok terdapar jadi manusia bukankah selain manusia masih ada, tak tahu pula kok terdampar dilahirkan pdhl yg tak terlahir pun ada.
Kini akupun terdampar dalam pilihan-2 warna kehidupan...
Coba ini harus bagaimana ?!
*apa ini semua ku harus bertanggung jawab... sedang aku tiada kuasa *